Liputan6.com, Chiang Mai Indonesia dan Thailand mencapai kesepakatan baru dalam bidang pariwisata. Saat Sales Mission Wonderful Indonesia di Thailand pada 27-30 Agustus 2018, Chiang Mai, Phuket, dan Bangkok sepakat menggalang kerja sama antar Online Travel Agent (OTA) dua negara. Digital online platform ini yang diprediksi bakal menjadi masa depan bisnis tour and travel Thailand dan Indonesia.
“Sekarang travel agent besar di Thailand dikuasai Online Travel Agent. Di Chiang Mai saja jumlahnya ada 30. Semua big name di Thailand,” ujar Managing Director Global Union Express Chiang Mai, Jedsada Owatwaroj, di sela Sales Mission Chiang Mai, Selasa (28/8/2018).
Tren wisatawan Thailand memang mengarah ke digital. Orang-orangnya sangat hobi memanfaatkan digital, mulai dari memantau jadwal keberangkatan, atraksi yang ada di lokasi wisata, serta memesan hotel dan transportasi.
Angka outbond-nya pun terus tumbuh. Dari data Ministry of Tourism and Sports Thailand pada 2016, saja angka outbond penduduk Thailand mencapai 8,2 juta orang. pada 2017, angkanya naik menjadi 10 juta orang.
“Jepang paling banyak dicari travellers Thailand. Setelah itu Taiwan,” ucap Owatwaroj.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Dave Chang, Managing Director Asia MICE Planner Phuket, meyakini bahwa peluangnya masih sangat terbuka lebar. Alasan pertama, karakter penduduk Thailand tidak suka dengan penerbangan di atas tiga jam.
“Alasan kedua, Thai people hanya punya sedikit waktu. Liburannya pendek. Biasanya hanya saat long weekend. Kalau mereka Bangkok resident, biasanya mereka ke Singapura, Malaysia, Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam dan Filipina,” kata dia.
Jumlah wisatawan Thailand yang akan ke Indonesia diyakini masih bisa naik. Syarat utamanya, Indonesia gencar menjual pasar via online.
“Kalau 30 big name OTA Thailand dengan top 10 OTA di Indonesia dipertemukan, saya yakin hasilnya akan bagus sekali,” ujar Dave.
Wakil Ketua Tim Percepatan Sejarah, Religi, Tradisi dan Budaya Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Tendi Nuralam, yang ikut hadir di Sales Mission Thailand terlihat setuju dengan Owatwaroj dan Dave Chang. Baginya, digital lifestyle adalah sebuah keniscayaan. Tren saat ini baik personal, mobile, dan interactive sudah serba digital.
“Ini menarik. Selama ini Sales Mission belum menyentuh OTA. Kita punya Traveloka, TripAdvisor, pegipegi dan booking.com. Kita juga punya Triponyu yang meraih juara dalam kategori UNWTO Award 2017. Kalau ketemu, pasti akan matching. Akan timbul banyak paket baru, demand baru. Dan ini akan efisien karena saling berbagi dalam memanfaatkan aset atau resources,” ucapnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, yang didampingi Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional I, Masruroh, juga sependapat. Menjaring wisatawan melalui online yang mencari info paket wisata dan destinasi, baginya adalah keharusan.
“Aneh kalau tidak digital. Customer kita sudah berubah, 70 persen search and research sudah digital. Wisatawan bisa melakukan look-book-pay di mana saja, kapan saja. Kalau kita tidak segera masuk ke digital online platform seperti ini, pasti akan tertinggal dan sulit bersaing di level global. More digital more professional, more digital more personal, more digital more global,” kata dia.
(*)
from Berita Gaya Hidup Terkini - Tren Fashion, Info Shopping, Menu Kuliner kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Pl4iAi
No comments:
Post a Comment