Lebih lanjut, Durov menjelaskan pihaknya tidak akan melakukan kerja sama serupa dengan Rusia. Hal ini lantaran Kremlin menginginkan akses ke semua pesan pengguna Telegram.
Telegram diblokir di Rusia pada awal tahun ini, setelah Durov menolak memberikan akses ke percakapan pengguna kepada badan intelijen lokal.
Pemblokiran tersebut masih bisa dibobol oleh sejumlah pengguna dengan bebeapa aplikasi VPN dan layanan serupa.
"Di Rusia, Telegram meminta untuk membuka, bukan nomor ponsel atau alamat IP teroris berdasarkan keputusan pengadilan, tapi mengakses pesan semua pengguna," jelas Durov.
Ia mengatakan, semua informasi yang diberikan kepada otoritas yang relevan adalah untuk mematuhi Undang-Undang Eropa tentang perlindungan data pribadi.
Pengawas media Rusia, Roskomnadzor, mengatakan bahwa pihak bersedia menarik blokir Telegram jika perusahaan setuju memberikan akses ke layanannya. Namun, Durov menegaskan Telegram siap melanjutkan pertahanannya.
"Telegram dilarang di Rusia. Setiap hari ratusan lamat IP diblokir untuk menghentikan akses ke layanan kami," ungkapnya.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
No comments:
Post a Comment