Pages

Saturday, April 27, 2019

6 Kasus Perundungan yang Berakhir Tragis

Liputan6.com, Jakarta - Bully atau perundungan kerap menghantui anak-anak usia sekolah dari jenjang paling rendah sekalipun. Tidak sedikit orangtua yang menganggap bullying sebagai hal yang lumrah terjadi di dunia anak-anak.

Hal itu terjadi karena mengusung permakluman, namanya juga anak-anak.Kalau dibiarkan bullying justru bisa merusak mental anak, terlebih jika sang anak memiliki kepribadian melankolis yang cenderung sensitif.

Beberapa korban perundungan mengaku mengalami depresi. Bahkan di Amerika Serikat banyak remaja yang mati bunuh diri akibat tidak tahan akan olok-olok, baik dalam kehdiupan sehari-hari maupun di dunia maya. Tak sedikit masalah sepert ini berujung pada hilangnya nyawa seseorang.

Sebagai contoh dan dilansir dari beragam sumber, ada enam kasus perundungan yang berakhir tragis dan berujung maut. Tentu kita semua berharap peristiwa seperti ini tak aka terulang lagi dan jadi pelajaran berharga bagi kita semua.

1. Bethany Thompson (Ohio, AS)

Seorang remaja bernama Bethany Thompson bunuh diri pada 19 Oktober 2016. Menurut ibunya yang bernama Wendy Feucht, putrinya tidak tahan lagi menjadi bahan tertawaan teman-temannya.

Saat masih berusia tiga tahun, remaja yang berasal dari Cable, Ohio,Amerika Serikat, itu mendapat diagnosis tumor otak kecil sehingga ia harus menjalani rangkaian perawatan radiasi hingga akhirnya pada 2008 ia dinyatakan bebas kanker. Namun, perawatan radiasi berdampak kepada senyuman anak itu.

Senyumnya tidak lurus sehingga ia menjadi bahan celaan sejumlah anak lelaki di kelasnya. Pada hari nahas tersebut, remaja yang baik hati, penyayang, dan bersemangat itu mengeluhkan tidak tahan kepada seorang sahabatnya. Lalu ia menemukan senjata yang disimpan tersembunyi di dalam rumah dan ia menembak dirinya sendiri.

Sekolah tempat Bethany menuntut ilmu, Triad Middle School, sempat menyelidiki dugaan perundungan itu dan ibu korban sudah bicara pada kepala sekolah pada dua hari sebelum kejadian. Pihak sekolah membenarkan sudah mengetahui adanya perundungan tapi gagal menghentikannya.

2. Brandy Vela (Texas, AS)

Seorang remaja asal Texas, AS, bernama Brandy Vela tidak tahan menghadapi perundungan dari sekitarnya. Terutama ulah sejumlah siswa di sekolah yang mencatut foto remaja itu dan membuat akun palsu di Facebook yang berisi ajakan melakukan hubungan seks.

Pada 29 November 2016, siswi di Texas City Independent School District (TCISD) itu mendadak mengirimkan pesan pendek untuk pamit kepada keluarganya yang sangat mengagetkan. Raul Vela, ayah remaja itu, beserta kakek dan neneknya cepat-cepat bergegas mencari tahu apa yang terjadi.

Sayangnya, mereka rerlambat karena mendapati gadis berusia 18 tahun itu di kamarnya sedang berdiri memegang pistol. Ia meninggal beberapa jam kemudian setelah menembak dirinya.

Menurut Jackie, kakak perempuan korban, adiknya sering diejek terkait berat badan. Bahkan, sejak April 2016, ia menjadi korban cyber-bullying tanpa henti setelah sejumlah siswa mulai membuat akun palsu yang mencatut nama remaja itu, seakan ia menawarkan hubungan seksual.

Let's block ads! (Why?)



from Berita Gaya Hidup Terkini - Tren Fashion, Info Shopping, Menu Kuliner kalo berita kurang lengkap buka link disamping http://bit.ly/2UM4IBU

No comments:

Post a Comment