Dari pemandu kami saat itu, Latif menerangkan alasan candi terbesar di Asia Tenggara itu adalah sekolah bagi para bhiksuni. Relief-relief yang terpahat pada dinding itulah yang menjadi buktinya.
Beragam kisah, termasuk cerita Sidharta Gautama menjadi Buddha, terpajang dengan baik di Candi Borobudur. Belum lagi banyak simbol yang tersimpan dari setiap lantai, contohnya bentuk kotak yang terdapat pada lantai 1-7 menggambarkan keduniawian, sementara bentuk lingkaran pada lantai 8-10 adalah simbol nirwana.
Candi Borobudur sudah direstorasi dua kali. Pertama kali pada masa pendudukan Belanda, yakni pada 1907-1911, yang kedua pada 1973-1983 pada masa pemerintahan Soeharto.
Lewat dua kali restorasi itu pula terungkap bagaimana teknologi zaman dulu dalam membangun candi yang terdiri dari batu-batu andesit berukuran besar. Rahasianya adalah pada sistem kunci yang dipakai. Buktinya bisa terlihat dari lantai yang agak bergoyang-goyang saat dipijak.
"Bisa dilihat juga dari susunan batu di dinding yang makin kecil makin ke kanan. Kalau dibuka, ada sistem kuncian di situ. Kalau di lantai, bisa terlihat susunannya seperti permainan tetris," kata Latif.
Sayang, kemegahan candi yang diakui UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia itu kian terancam oleh industri pariwisata yang masif. Meski kawasan Candi Borobudur yang dipagari hanya tiga hektare, menurut Latif, kawasan yang perlu dilindungi sebenarnya mencapai 15 hektare.
"Soalnya, Candi Borobudur itu bukan semata kawasan candi, tetapi juga permukiman di sekitarnya yang harus dijaga dan itu merupakan bagian dari konservasi," ujarnya.
from Berita Gaya Hidup Terkini - Tren Fashion, Info Shopping, Menu Kuliner kalo berita kurang lengkap buka link disamping http://bit.ly/2W9JmA0
No comments:
Post a Comment