Liputan6.com, Jakarta - Analis Ming-Chi Kuo mengatakan, pemblokiran perdagangan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Huawei disebut akan menguntungkan rival terdekatnya, Samsung dan Apple.
Saat ini, Huawei merupakan vendor smartphone terbesar kedua di dunia atau berada di antara Samsung dan Apple.
Dilansir Phone Arena, Sabtu (8/6/2019), sebelum Google dan sejumlah perusahaan lain memutus hubungan dengan Huawei, para analis memperkirakan Huawei akan bisa mengapalkan sekira 270 juta unit smartphone pada akhir 2019.
Namun, karena masalah dengan AS tersebut, pengapalan smartphone Huawei diprediksi akan jauh lebih rendah.
Berdasarkan analisis Kuo, jika Huawei bisa merilis pengganti Android pada Juli 2019, skenario terbaik maka perusahaan akan mengapalkan antara 240 dan 250 juta unit smartphone pada tahun ini.
Sayangnya, Huawei telah mengonfirmasi bahwa OS buatannya belum siap dirilis secara global sampai awal 2020.
Tanpa OS dan produk baru, maka pengapalan smartphone Huawei pada akhir 2019 akan berada antara hanya 180 dan 200 juta unit. Hal ini akan kembali membuat pangsa pasarnya berada di bawah Apple.
Selain penurunan pengapalan, Huawei juga menghadapi isu kepercayaan terhadap mereknya. "Bahkan jika AS membatalkan pemblokiran ekspor, para konsumen kemungkinan tidak akan kembali dan membeli produk-produk Huawei," kata Kuo.
Tak hanya itu, para penyuplai komponen di seluruh dunia dinilai kemungkinan memiliki kekhawatiran berbisnis dengan Huawei di masa depan.
Para operator internasional pun kemungkinan akan kurang bersedia menjual produknya. Bahkan, beberapa operator dilaporkan sudah berhenti menjual smartphone Huawei.
from Berita Teknologi Gadget, Games Keren, Aplikasi Terbaru Dunia kalo berita kurang lengkap buka link disamping http://bit.ly/2XAx702
No comments:
Post a Comment