Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun terakhir ini pengembangan kecerdasan buatan yang mengalahkan pemain profesional sering kita dengar. Terkini, kecerdasan buatan Microsoft, Super Phoenix (Suphx), mampu bersaing dengan pemain mahyong profesional.
"Selama peneliti telah mempelajari kecerdasan buatan, mereka telah bekerja untuk membangun produk yang mampu menyelesaikan misi di permainan," kata Hsiao-Wuen Hon, wakil presiden korporat R&D Grup untuk kawasan Asia Pasifik Microsoft dan Microsoft Research Asia, dikutip dari Venture Beat, Selasa (3/9/2019).
Jika dibandingkan dengan permainan papan (board game) lainnya, kata Hon, mahyong lebih rumit. Oleh sebab itu, menurut Hon, bermain mahyong sekaligus menjadi ilmu.
"Pemain Mahjong yang baik mengandalkan kombinasi pengamatan, intuisi, strategi, perhitungan, dan peluang yang menghadirkan tantangan unik untuk sistem kecerdasan buatan," ujar Hon.
Mahjong memang dikenal sebagai permainan di mana banyak faktor tidak tetap yang sangat memengaruhi jalannya pertandingan. Di samping itu, pemain juga harus memperhitungkan kubus lawan yang tidak terlihat.
Lawan Ribuan Pemain Manusia
Guna mengatasi hal ini, Suphx telah melawan ribuan orang di Tenhou, sebuah platform kompetisi Mahjong daring berbasis di Jepang.
Platform ini memiliki lebih dari tiga ratus ribu anggota. Dengan melawan pemain-pemain di sana selama ribuan kali, Suphx dapat mempelajari strategi umum dalam bermain mahyong.
Hasilnya, Suphx dapat mengembangkan strategi bermain sendiri dan belajar menyeimbangkan serangan dan pertahanan, yang secara strategis memperhitungkan kerugian jangka pendek terhadap keuntungan jangka panjang dan membuat keputusan dengan data ambigu.
Setelah mengikuti sekitar pertandingan selama empat bulan, Suphx dapat menampilkan permainan mahyong level profesional. Baru-baru ini Suphx juga menjadi kecerdasan buatan pertama yang bersaing di Tenhou dan masuk daftar peringkat teratas Tenhou yang sebelumnya hanya dapat dicapai oleh 180 pemain manusia.
(Why/Isk)
No comments:
Post a Comment