Liputan6.com, Jakarta - Fitur mute tak dimungkiri telah membantu pengguna WhatsApp yang tidak ingin diganggu. Namun, fitur ini sebenarnya memiliki persoalan tersendiri, yakni notifikasi dari chat yang sudah di-mute tetap muncul.
Untuk itu, WhatsApp dalam update terkini mengatasi hal tersebut. Dikutip dari The Verge, Kamis (30/10/2019), notifikasi dari chat yang sudah dalam keadaan mute tidak lagi muncul.
Hal ini tentu membantu sejumlah pengguna yang memang tidak ingin terganggu dengan notifikasi, meski chat sudah diatur dalam keadaan mute. Sebab, notifikasi dari muted chats masih muncul di ikon aplikasi.
"Muted chats tidak lagi muncul di notifikasi pada ikon aplikasi saat pengguna menerima pesan," tulis WhatsApp dalam deskripsi tentang fitur ini.
Adapun pembaruan ini hadir dalam versi 2.19.110 untuk platform iOS. WhatsApp menuturkan perubahan ini berlaku untuk chat pribadi dan kelompok.
Untuk diketahui, fitur serupa juga sudah hadir di Android dengan nama berbeda. Pada platform Android, fitur ini hadir dalam tab 'Show Notifications'.
Lewat fitur ini, pengguna dapat memilih mengaktifkan atau mematikan notifikasi ketika menerima muted chats. Untuk diketahui, WhatsApp sendiri memang terus berbenah menghadirkan beragam fitur baru.
Sebelumnya, aplikasi chatting milik Facebook itu dikabarkan bakal memiliki fitur hapus pesan secara otomatis setelah durasi tertentu. Informasi ini diketahui dari bocoran kode dalam WhatsApp beberapa waktu lalu.
WhatsApp Gugat Vendor Spyware yang Bobol Smartphone Pengguna
Terlepas dari pembaruan itu, WhatsApp sendiri diketahui telah menggugat vendor software mata-mata (spyware) NSO Group.
Hal ini dilakukan karena WhatsApp menganggap, NSO Group terlibat dalam aktivitas peretasan pengguna layanan chat dengan enkripsi itu.
Dalam sebuah artikel yang diunggah di The Washington Post, Head of WhatsApp Will Cathcart mengatakan, perusahaannya memiliki bukti NSO terlibat langsung dalam serangan ke pengguna.
"Sekarang kami berupaya meminta pertanggungjawaban NSO berdasarkan undang-undang negara bagian dan federal AS, termasuk US Computer Fraud and Abuse Act," kata Cathcart dalam tulisan, sebagaimana dikutip dari The Verge, Rabu (30/10/2019).
Masih menurut Cathcart, server terhubung dan layanan-layanan WhatsApp digunakan dalam serangan NSO Group.
"Ada bukti terkait akun WhatsApp yang dipakai dalam serangan vendor software itu. Meskipun serangan mereka sangat canggih," katanya.
Cathcart mengatakan, upaya pihak NSO untuk menutupi jejak tidak sepenuhnya berhasil. Pasalnya, menurut WhatsApp, ada sekitar 1.400 perangkat yang terinfeksi kode berbahaya tersebut.
Bawa ke Pengadilan
Dalam pernyataan yang terkait, pihak Citizen Lab mengatakan, mereka bekerja sama dengan WhatsApp sejak serangan terjadi. Kerja sama ini dilakukan untuk mengetahui siapa kemungkinan pelaku di balik serangan.
WhatsApp kemudian meminta pengadilan untuk mencegah NSO Group melakukan serangan yang sama di masa depan.
"WhatsApp akan terus melakukan apapun yang kami bisa, secara perlindungan internal maupun lewat jalur hukum. Hal ini dilakukan untuk melindungi privasi dan keamanan seluruh pengguna kami," kata Cathcart.
Sementara itu, dalam pernyataan, NSO Group masih membahas tudingan ini. "Dalam hal ini, sekuat mungkin kami membantah tuduhan dan akan melawan mereka dengan keras," kata pihak NSO Group.
Perusahaan kemudian mengatakan, akan mengambil tindakan jika salah satu produknya dipakai untuk tujuan lain, selain memerangi kejahatan atau terorisme.
(Dam/Isk)
AJOQQ agen jud! poker online terpecaya dan teraman di indonesia :)
ReplyDeletegampang menangnya dan banyak bonusnya :)
ayo segera bergabung bersama kami hanya di AJOQQ :)