Pages

Sunday, September 30, 2018

Makna yang Terlupakan dari Keunikan Corak dan Warna Kain Sutra Khas Sulawesi Selatan

Liputan6.com, Jakarta - Bila pulang bertandang dari Sulawesi Selatan, tak lengkap rasanya tanpa membawa buah tangan. Sederet produk khas dari Bumi Angin Mamiri siap untuk dihadiahkan atau dipakai sendiri, seperti minyak tawon, kacang disko, songkok, dan kain sutra. Bahkan, Kementerian Perindustrian menyebut Sulsel menyumbang 90 persen produksi sutra di Indonesia.

Tak heran bila Dekranasda Provinsi Sulawesi Selatan memajang banyak varian produk sutra dalam ajang Kriyanusa 2018 di Jakarta Convention Center (JCC). Pameran itu berlangsung hingga 30 September 2018.

"Khusus untuk sutra ada di Kabupaten Wajo, Sengkang," kata Humas Dekranasda Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Tuti Sultan kepada Liputan6.com, Kamis, 27 September 2018.

Kain sutra umumnya dijadikan sarung atau warga setempat menyebutnya sebagai lipa sabbe. Kain tenun sutra itu memiliki beragam corak. Ada corak labba, subbi, dan garusuk. Masing-masing corak memiliki makna yang pada masa kini sudah banyak terlupa.

Corak garusuk, misalnya. Tuti menerangkan corak itu pada zaman dulu hanya dipakai oleh para bangsawan suku Bugis. Hanya kalangan itulah yang hanya bisa dibeli oleh bangsawan.

"Sementara, labba melambangkan keseimbangan hidup. Subbi motifnya berbentuk pucuk berkembang yang bermakna agar senantiasa kehidupan juga terus berkembang," tutur Tuti.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Iriana Jokowi Buka Pameran Kriya Nusa 2018 di JCC – Liputan6 Pagi

Let's block ads! (Why?)



from Berita Gaya Hidup Terkini - Tren Fashion, Info Shopping, Menu Kuliner kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2ItMtwy

No comments:

Post a Comment