Pages

Monday, October 1, 2018

Teknologi dari Tiongkok, Dicari Tapi Juga Dicaci

Maklum, sampai beberapa waktu lalu merek-merek Tiongkok masih lekat dengan label abal-abal dan cepat rusak.

Namun, kehadiran Oppo, Vivo, Xiaomi, Huawei, dan merek-merek lain seperti Meizu, Lenovo, ZTE, di pasar Indonesia beberapa tahun belakangan mengubahnya.

Sejurus kemudian, smartphone Tiongkok laris diulas dan dibeli, khususnya produk tipe kelas menengah. Rahasianya: spesifikasi perangkat berkualitas setara, dan harga yang terlewat murah.

Contohnya smartphone Xiaomi Redmi 5A yang diluncurkan pada 20 Desember 2017 lalu dengan bandrol Rp 999.000 tetapi berspesifikasi setara dengan produk berharga dua sampai tiga jutaan dari merek-merek lain.

Dalam penjualan kilat di peluncuran perdananya saja, perangkat tersebut ludes dalam waktu beberapa menit. Xiaomi agaknya menerapkan strategi bisnis "laku keras untung sedikit”, yang banyak orang mengatakannya sebagai stereotip khas pedagang-pedagang Tiongkok. Setidaknya, di Indonesia strategi itu disambut meriah.

Belum lama, International Data Corporation (IDC) sempat merilis laporan penjualan smartphone tahun 2017 keseluruhan.

Total, 30,4 juta unit smartphone terjual di Indonesia. Lima besarnya ialah Samsung (31,8 persen), Oppo (22,9 persen), Advan (7,7 persen), Asus (6,5 persen), Vivo (6 persen), dan lainnya (25,1persen).

Samsung masih digdaya, tetapi gabungan seluruh merek Tiongkok tersebut (jika Asus yang asal Taiwan ikut dihitung), jumlah persentasenya sudah mengalahkan pabrikan asal Korea tersebut.

Bahkan pada 2018 ini, merek-merek Tiongkok diperkirakan akan makin membanjiri pasar smartphone di Indonesia.

Industri mobil pun tampaknya setali tiga uang. Merek-merek Jepang yang sudah mapan di Indonesia mulai diganggu oleh pabrikan Tiongkok, Wuling.

Strateginya serupa, mobil-mobil Wuling, seperti Confero dan Cortez, dibandrol murah tapi berspesifikasi setara dengan mobil-mobil Jepang yang mahal.

Sejauh ini, para mayoritas pengulas mobil ternama di Indonesia mengacungkan jempol kepada Wuling.

Halangan terbesarnya mungkin adalah "brand minded” masyarakat terhadap mobil-mobil Jepang, namun Wuling dilaporkan sudah membuka sekira 50 gerainya di seluruh Indonesia untuk meyakinkan masyarakat akan keseriusan kehadiran mereka.

Pastinya, status quo merek-merek mobil Jepang berpotensi goncang. Mungkinkah dalam waktu dekat mobil-mobil Tiongkok membanjiri pasar otomotif Indonesia layaknya perangkat smartphone mereka?

Kemungkinannya cukup besar, dan bakal memaksa sang samurai tua untuk bereaksi agar tidak tersingkir kembali, seperti smartphone Sony mereka yang tergusur beberapa tahun lalu.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Teknologi Gadget, Games Keren, Aplikasi Terbaru Dunia kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2IuT9dU

No comments:

Post a Comment