Pages

Wednesday, December 19, 2018

Studi: Kekerasan Verbal Terhadap Wanita Terjadi Setiap 30 Detik di Twitter

Amnesti Internasional pada Maret 2018 mengklaim Twitter gagal mencegah kekerasan dan pelecehan online terhadap perempuan. Sebaliknya, Twitter justru dinilai menciptakan lingkungan 'beracun' bagi perempuan.

Amnesty dalam sebuah laporan yang dipublikasikan pada Rabu (21/3/2018), mengungkapkan Twitter memberikan respons secara tidak konsisten saat kasus pelecehan disorot, bahkan ketika hal itu melanggar aturannya sendiri. Laporan ini dipublikasikan bertepatan dengan 12 tahun sejak twit pertama Twitter diunggah.

Dikutip dari The Guardian, Jumat (23/3/2018), organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) itu menuduh Twitter gagal menghormati hak-hak perempuan, dengan tidak bisa menginterpretasikan dan menegakkan kebijakannya untuk mencegah konten beracun atau negatif.

Akibatnya, muncul ancaman pembunuhan, pemerkosaan dan rasis, transphobia serta homophobia terhadap perempuan.

Laporan Amnesty juga berisi survei dengan responden 1.100 perempuan Inggris. Hasilnya, hanya 9 persen berpikir Twitter melakukan cukup upaya menghentikan kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan.

Sementara 78 persen merasa layanan tersebut bukan tempat untuk menyalurkan pendapat mereka tanpa menerima, misalnya, perkataan kasar.

Direktur Amnesty Inggris, Kate Allen, menegaskan Twitter menjadi sebuah tempat beracun untuk perempuan.

"Selama ini, perempuan di Twitter dengan mudah dihadapkan ancaman kematian atau pemerkosaan, serta gender, etnis dan orientasi mereka diserang," ungkap Allen.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Teknologi Gadget, Games Keren, Aplikasi Terbaru Dunia kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2EyRJPm

No comments:

Post a Comment