Pages

Friday, May 10, 2019

Cerita Akhir Pekan: Memperpanjang Usia Baju Bekas

Meira Karla Farhana mengaku sudah membeli baju bekas sejak duduk di bangku SMA, sekitar 10 tahun lalu. "Bisa dapat barang dengan merek bagus, kualitas masih bagus. Murah juga pastinya," terang Karla lewat pesan singkat pada Liputan6.comJumat, 10 Mei 2019.

Hal serupa juga diungkapkan pembeli baju bekas lainnya, Febriyani Frisca Rahmania. "Modelnya nggak sama kayak yang dijual di toko-toko. Jadi, gue bisa tampil lebih beda," kata Cica, begitu ia disapa, juga lewat pesan singkat pada Liputan6.com, Jumat, 10 Mei 2019.

Jaket kulit, tas, dan denim jacket diakui Karla jadi barang-barang yang paling sering dibeli, sementara Cica lebih dominan membeli baju, baik atasan maupun bawahan, ketika berburu barang bekas.

"Lambat laun gue menyadari ini (membeli barang preloved) merupakan sebuah movement dalam dunia fashion. Barang yang kita pakai kan sebenarnya bakal jadi sampah dan untuk menghindari itu, di waktu sampah sudah gila-gilanya, preloved sudah paling benar," tuturnya.

Lagipula, Cica menilai, tren fashion sebenarnya berputar. Tren sekian tahun lalu, sangat mungkin happening lagi di masa sekarang. Suara serupa pun dituturkan Karla. Ia menilai, membeli baju dan barang bekas lain merupakan salah satu cara menyelamatkan Bumi, terutama dari sampah fashion.

"Terutama produk berbahan denim yang pakai bahan kimia. Itu bahaya buat bumi kita. Juga, pakaian berbahan kulit asli. Produksi leather fashion bisa disetop diganti dengan sintetis. Sementara, aku yang tetap suka leather asli lebih pilih produk bekas karena at least, nggak mendorong industri untuk terus memproduksi leather products," papar Karla.

Let's block ads! (Why?)



from Berita Gaya Hidup Terkini - Tren Fashion, Info Shopping, Menu Kuliner kalo berita kurang lengkap buka link disamping http://bit.ly/2PUz8Bd

No comments:

Post a Comment