Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Jungle Chef, Charles Toto, mengajukan petisi kepada Gubernur Papua Lukas Enembe dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo terkait desakan penyelamatan hutan sagu di Papua. Chef yang akrab disapa Chato itu menyebut sagu bukan sekadar tanaman bagi orang Papua, tetapi adalah ibu.
Dalam petisi yang diunggah di laman Change.org itu, Chato beralasan sagu telah memberikan sandang, pangan, dan papan untuk mayoritas warga Papua. Dari sagu, mereka bisa membuat pakaian dan noken yang indah. Dari kulit kayu pohon sagu, mereka juga bisa membuat rumah yang kuat.
"Dan dari pati sagu, kitorang bisa membuat makanan bergizi mengandung karbohidrat dan protein tinggi untuk dihidangkan di meja makan. Bahkan akar sagu dapat memberikan sumber air untuk kehidupan kami," tulis Chato dalam petisi yang diunggah sejak sebulan lalu.
Namun, keberadaan sagu kian terancam oleh perumahan dan perkebunan sawit. Ia juga mengkritisi program raskin yang dinilainya menggeser manfaat dan identitas sagu bagi orang Papua.
Padahal, pembabatan hutan sagu terbukti berdampak buruk. Di Merauke dan Jayapura, dua lokasi yang menjadi tempat pembabatan terparah, mengalami bencana dahsyat yang memakan korban jiwa.
Pertama, tulisnya, terjadi kelaparan di Asmat, Merauke, walau rakyat setempat tinggal di tengah lahan sagu. "Karena masyarakat sudah tergantung dengan raskin," katanya.
Bencana kedua adalah banjir di Sentani, Jayapura. Ia menuding hal itu diakibatkan hutan sagu dibabat untuk perumahan dan jalan aspal.
"Air hujan dari Gunung Cyclop langsung turun ke danau dan air pun meluap menjadi banjir," katanya.
from Berita Gaya Hidup Terkini - Tren Fashion, Info Shopping, Menu Kuliner kalo berita kurang lengkap buka link disamping http://bit.ly/2XXvhpN
No comments:
Post a Comment