Pages

Saturday, June 8, 2019

Aksesori Ini Dulunya Jadi Pelindung Para Perempuan dari Penjahat Kelamin

Salah seorang pengguna Twitter, Jason Poole, baru-baru ini berbagi tentang sepotong sejarah pertahanan diri yang dilakuakn perempuan dari masa ke masa. Ia menulsikan bahwa perempuan mulai berani pergi sendiri di akhir abad 1800-an dan awal 1900.

Cerita Leoti merupakan inspirasi para perempuan menjadikan pin topi sebagai senjata mempertahakan diri. Seiring populer, laporan tentang orang tak bersalah ditusuk pin topi oleh tak sedikit perempuan makin marak.

Salah satunya adalah laporan tentang gadis 19 tahun yang secara tak sengaja menusuk kulit di bagian jantung kekasihnya. Juga, salah seorang lelaki asal New York yang  tertusuk piin topi secara tak sengaja di bagian belakang telinga dan meninggal seminggu kemudian.

Kasus demi kasus yang bermunculan, mengingat ukuran pin topi makin besar dan dianggap tak wajar, membuat aksesori ini pada 1909 dinilai sebagai ancaman inernasional oleh pihak kepolisian Hamburg dan Paris.

Pada 1910, dewan kota Chicago menetapkan bahwa pin topi berukuran lebih dari 23 centimeter dilarang. Bagi siapapun yang melanggar akan dikenakan sanki pidana penjara dan denda sekitar 50 dolar Amerika, saat itu.

Deretan kebijakan ini menuai pro-kontra, di mana tak sedikit lelaki mendukung dan banyak juga perempuan yang menyuarakan kekecewaan mereka.

"Jika ingin melarang penggunaan pin topi, pastikan jalanan aman untuk perempuan, tak ada lelaki yang berhak mengatur bagaimana saya harus berbusana," tutur perwakilan dari beberapa perkumpulan perempuan, Nan Davis.

Suara-suara ini terus bermunculan, tapi tak membawa perubahan banyak. Pin topi mulai ditinggalkan dengan alasan mode, sementara peralatan perlindungan diri perempuan terus berkembang sampai sekarang.

Let's block ads! (Why?)



from Berita Gaya Hidup Terkini - Tren Fashion, Info Shopping, Menu Kuliner kalo berita kurang lengkap buka link disamping http://bit.ly/2Xz9V23

No comments:

Post a Comment