Liputan6.com, Jakarta - Berawal dari pengalaman pribadi yang suka lapar mata membeli baju, kampanye Tukar Baju pun digaungkan komunitas Zerowaste.id pada tahun ini. Di sisi lain, muncul kesadaran bahwa sampah tekstil semakin tak terkendali dan mengancam kehidupan di bumi.
"Sampah itu bukan hanya plastik saja. Kontribusi polusi terbesar salah satunya adalah sampah tekstil, baik yang berakhir di landfill maupun di laut, walau sampai saat ini belum ada data pasti," kata Amanda Zahra Marsono, PR and Marketing Manager Zerowaste.id kepada Liputan6.com, Minggu, 12 Mei 2019.
Menurut Amanda, penyumbang terbesar sampah tekstil adalah para individu dari kalangan menengah yang punya daya beli. Tetapi, daya beli yang dimiliki terbatas pada produk fast fashion.
"Kalangan menengah ke bawah jarang beli baju karena emang mereka enggak mampu, sedangkan kalangan menengah ke atas saya pikir lebih ethical karena mereka beli pakaian desainer yang keluar dalam setahun berganti maksimal empat saja," ujarnya.
Ia menerangkan produk fast fashion mayoritas tidak etis secara bisnis maupun lingkungan. Sebagai contoh, kebanyakan produksi pakaian massal diproduksi di negara ketiga karena buruh masih bisa digaji murah. Selain itu, material yang digunakan adalah nilon, poliester, dan spandex yang notabene berasal dari biji plastik.
"Kalau katun nggak mungkin bisa karena harus ditumbuhkan dulu, prosesnya makan waktu. Sementara, industri fast fashion butuh bahan baku yang cepat," ujarnya.
Dengan produksi massal, harga jual bisa ditekan. Tawaran ini ditangkap oleh para konsumen yang sering membeli barang tanpa benar-benar sadar. Menurut Manda, ada orang yang membeli karena terdorong diskon atau ikut-ikutan tren yang ada hingga berujung jadi sampah tekstil.
"Hingga beberapa waktu lalu, saya masih merasa harus beli tiga baju baru setiap bulan. Untuk refresh lemari aja, supaya ada yang baru walau yang dibeli baju bekas," katanya.
from Berita Gaya Hidup Terkini - Tren Fashion, Info Shopping, Menu Kuliner kalo berita kurang lengkap buka link disamping http://bit.ly/2WGSrAv
No comments:
Post a Comment